Rabu, 19 November 2008

Maaf nak, ayah lupa

Dengar Nak, Ayah mengatakan ini pada saat kau terbaring tidur, sebelah tangan kecil merayap dibawah pipimu, dan rambut ikal hitam lengket pada dahimu yang lembab. Ayah menyelinap masuk seorang diri ke kamarmu. Baru beberapa menit yang lalu, ketika Ayah sedang membaca koran di ruang perpustakaan, satu sapuan sesal yang amat dalam menerpa. Dengan perasaan bersalah Ayah datang masuk menghampiri pembaringanmu.
Ada hal-hal yang Ayah pikirkan, Nak. Ayah selama ini bersikap kasar kepadamu. Ayah membentakmu ketika kau sedang berpakaian hendak pergi ke sekolah karena kau cuma menyeka mukamu sekilas dengan handuk. Lalu Ayah lihat kau tidak membersihkan sepatumu. Ayah berteriak marah tatkala kau melempar beberapa barangmu ke lantai.
Saat makan pagi Ayah juga menemukan kesalahan. Kau meludahkan makananmu. Kau menelan terburu-buru makananmu. Kau meletakan sikumu di atas meja. Kau mengoleskan selai terlau tebal di rotimu. Dan begitu kau baru mulai bermain dan Ayah berangkat kerja, kau berpaling dan melambaikan tangan sambil berseru, "Selamat jalan, ayah!" dan Ayah mengerutkan dahi, lalu menjawab, "Tegakkan bahumu!".
Kemudian itu berulang lagi pada sore hari. Begitu Ayah muncul dari jalan, Ayah segera mengamatimu dengan cermat, memandang hingga lutut, memandangmu yang sedang bermain kelereng. Ada lubang-lubang pada kaos kakimu. Ayah menghinamu didepan kawan-kawanmu, lalu menggiringmu untuk pulang kerumah. Kaos kaki mahal, dan kalau kau yang harus membelinya, kau akan lebih berhati-hati! Bayangkan itu, nak. Itu keluar dari pikiran seorang ayah!.
Apakah kau ingat, nantinya, ketika Ayah sedang membaca di ruang perpustakaan, bagaimana kau datang dengan perasaan takut, dengan rasa terluka dalam matamu ? Ketika Ayah terus memandang koran, tidak sabar karena gangguanmu, kau jadi ragu-ragu di depan pintu. "Kau mau apa ?" semprot Ayah.
Kau tidak berkata sepatah pun. Melainkan berlari melintas dan melompat ke arah Ayah, kau melemparkan tanganmu melingkari leher ayah, dan mencium Ayah. Tangan-tangan kecilmu semakin erat memeluk Ayah dengan hangat, kehangatan yang telah Tuhan tetapkan untuk mekar di hatimu, dan yang bahkan pangabaian sekalipun tidak akan mampu melemahkannya. Dan kemudian kau pergi, bergegas menaiki tangga.
Nak, nak. Sesaat setelah itu, koran jatuh dari tangan Ayah, dan rasa takut yang menyakitkan menerpa Ayah. Kebiasaan apa yang sudah Ayah lakukan ?. Kebiasaan dalam menemukan kesalahan, dalam mencerca. Ini adalah hadiah Ayah untukmu sebagai seorang anak lelaki. Bukan berarti Ayah tidak mencintaimu, Ayah lakukan ini karena Ayah berharap terlalu banyak dari masa mudamu. Ayah sedang mengukurmu dengan kayu pengukur dari tahun-tahun Ayah sendiri.
Dan sebenarnya begitu banyak hal yang baik dan benar dalam sifatmu. Hati mungil milikmu sama besarnya dengan fajar yang memayungi bukit-bukit luas. Semua ini kau tunjukkan dengan sikap spontanmu saat kau menghambur masuk dan mencium Ayah sambil mengucapkan selamat tidur. Tidak ada masalah lagi malam ini nak. Ayah sudah datang ke tepi pembaringanmu dalam kegelapan, dan Ayah sudah memohon di sana, dengan rasa malu !.
Ini adalah sebuah rasa tobat yang lemah nak. Ayah tahu kau tidak akan mengerti hal-hal seperti ini kalau Ayah sampaikan padamu saat kau terjaga. Tapi esok hari, Ayah akan menjadi ayah sejati! Ayah akan bersahabat karib denganmu, dan ikut menderita saat kau menderita, dan tertawa bila kau tertawa. Ayah akan menggigit lidah Ayah kalau kata-kata tidak sabar keluar dari mulut Ayah. Ayah akan terus mengucapkan kata ini "Dia cuma seorang anak kecil - anak lelaki kecil Ayah ".
Ayah khawatir sudah membayangkanmu sebagai seorang lelaki. Namun, saat Ayah memandangmu sekarang nak, meringkuk berbaring letih dalam tempat tidurmu, Ayah lihat bahwa kau masih seorang bayi. Kemarin kau masih dalam gendongan ibumu, kepalamu berada di bahu ibumu. Ayah sudah meminta terlalu banyak, sungguh terlalu banyak nak.
Maafkan Ayah nak.Maafkan Ayah.Ayah Tak kan lupa.Tidak kan lupa.Kaulah sahabat sejati AyahSahabat Sejati Ayah.Kau lah sahabat sejati Ayah.
***Menjadi Seorang Sahabat Ada satu perbedaan antara menjadi seorang kenalan dan menjadi seorang sahabat. Pertama, seorang kenalan adalah seorang yang namanya kau ketahui, yang kau lihat berkali-kali, yang dengannya mungkin kau miliki persamaan, dan yang disekitarnya kau merasa nyaman. Ia adalah orang yang dapat kau undang ke rumahmu dan dengannya kau berbagi. Namun mereka adalah orang yang dengannya tidak akan kau bagi hidupmu, yang tindakan-tindakannya kadang-kadang tidak kau mengerti karena kau tidak cukup tahu tentang mereka.Sebaliknya, seorang sahabat adalah seseorang yang kau cintai.. Bukan karena kau jatuh cinta padanya, namun kau peduli akan orang itu, dan kau memikirkannya ketika mereka tidak ada. Sahabat-sahabat adalah orang dimana kau diingatkan ketika kau melihat sesuatu yang mungkin mereka sukai, dan kau tahu itu karena kau mengenal mereka dengan baik. Mereka adalah orang-orang yang fotonya kau miliki dan wajahnya selalu ada di kepalamu. Mereka adalah orang-orang yang kau lihat dalam pikiran mu ketika kau mendengar sebuah lagu di radio karena mereka membuat dirimu berdiri untuk menghampiri mereka. Mereka adalah orang-orang yang diantaranya kau merasa aman karena kau tahu mereka peduli terhadapmu. Mereka menelpon hanya untuk mengetahui apa kabarmu, karena sahabat sesungguhnya tidak butuh suatu alasanpun.Mereka berkata jujur-pertama kali - dan kau melakukan hal yang sama. Kau tahu bahwa jika kau memiliki masalah, mereka akan bersedia mendengar. Mereka adalah orang-orang yang tidak akan menertawakanmu atau menyakitimu, dan jika mereka benar-benar menyakitimu, dan jika mereka benar-benar menyakitimu, mereka akan berusaha keras untuk memperbaikinya. Mereka adalah orang-orang yang kau cintai dengan sadar ataupun tidak. Mereka adalah orang-orang dengan siapa kau menagis ketika kau tidak diterima di perguruan tinggi dan selama lagu terakhir di pesta perpisahan kelas dan saat wisuda.Mereka adalah orang-orang yang pada saat kau peluk, kau tak akan berpikir berapa lama memeluk dan siapa yang harus lebih dahulu mengakhiri. Mungkin mereka adalah orang yang memegang cincin pernikahanmu, atau orang yang mengantarkan / mengiringmu pada saat pernikahanmu, atau mungkin adalah orang yang kau nikahi.

1 komentar:

Ayka Bunda Azka mengatakan...

Bunda percaya ayah seorang pribadi yang lembut... g akan asal semprot en ngomel g karuan...

Bunda yakin, ayah bisa jadi sahabat yang baik buat Azka...sebagaimana ayah juga telah menjadi sahabat terbaik bagi Bunda...